Powered By Blogger

makalah M.Keuangan

KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirahim

Alhamdulillah penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana atas Rahmat Karunia-NYA Penyusun dapat menyalesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya.

Tak lupa Penyusun ucapkan terima kasih Kepada Dosen Pengasuh dan Pihak-pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini sehingga dapat terlihat baik dan bisa di oahami oleh semua pihak.

Dalam membuat makalah ini penyusun masih banyak melakukan kesalahan / kekurangan baik dalam pengetikan maupun proses penyelesaian makalah ini. Untuk itu penyusun mohon maaf.

Untuk lebih menyenpurnakan makalah ini, Penyusun mengaharapkan saran dan kritik yang dapat membangun sehingga akan membuat makalah ini smakin baik di masa yang akan datang.

Palembang, 14 Januari 2010

PENYUSUN

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Manajemen kauanngan merupakan keseluruhan aktivitas perusahaan yang brsangkutan dangan usaha mendapatkan dana yang dierlukan dengan biaya minimal dan syarat-syarat yang paing menguntungkan beserta usaha untuk menggunakan dana tersebut seefisien mungkin.

Biaya modal merupakan salah satu input penting yang digunakan untuk menghitung nilai tambah ekonomi suatu perusahaan dan devisi.

Dalam menyusun dan menyempurnakan makalah ini penysun mencoba untuk menyampaikan bahwa biaya modal memiliki arti penting dalam pengaturan jasa-jasa monopoli yang di beriakan oleh perusahaan-perusahaan.sehingga pembaca dapat mengambil manfaat yang terkandung dalam makalah ini.

1.2 TUJUAN

Adapun tujuan dari makalah ini, yaitu :

Di harapkan mahasiswa dapat mamahami bahwa dalam menentukan struktur modal perlu diketahui tentang biaya modal tersebut agar diperoleh struktur modal dengan biaya yang minimal.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI

Modal adalah dana yang digunakan untuk membiayain pangadaan aktiva dan operasi perusahaan. Modal terdiri dari hutang,saham biasa, saham preferen dan laba ditahan. Oerhutungan biaya penggunaan modal sangatlah penting berdasarkan 3 alasan, yaitu ;

1. maksimisasi nilai perusahaan mengaharuskan biaya-biaya termasuk biaya modal maksimumkan.

2. keputusan penganggaran modal (capita budgeting) memerlukan suatu estimasi tentang biaya modal

3. keputusan lain sepeti leasing,modal kerja juga memerlukan estimasi biaya.

Pengertian Biaya Modal.

Biaya modal (coc) merupakan biaya yang harus dikeluarkan atau dibayar oleh perusahaan untuk mendapatkan modal yang diguna-kan untuk investasi perusahaan.

Biaya modal dapat diukur dengan “rate of return” minimum dari investasi baru yang dikeluarkan perusahaan, dengan asumsi bahwa tingkat risiko dari investasi baru sama dengan risiko dari aktiva yang dimiliki saat ini.

Namun untuk hutang wesel ( notes payable ) atau hutang jangka pendek yang berbunga dimasukakn dalam perhitungan rata-rata tertimbang hanya jika hutang tersebut merupakan bagian dari penbelanjaan tetap perusahaan, bukan pembelanjaan sememtara.

Sehingga dengan demikian pada umumnya hutang jangka panjang dan modal sendirinya yang merupakan unsure untuk menghitung rata-rata tertimbang. Dengan demikian kita harus menghitung ;

1. biaya hutang (cost of debt)

2. biaya saham preferen ( cost of preferen stock )

3. biaya laba ditahan (cost of retained earning)

4. biaya saham baru ( cost of new common stock)

2.2 BIAYA HUTANG (cost of debt)

Biaya hutang adalah tingkat suku bunga dari hutang baru, bukanya dari utang yang masih belum dibayar; atau dengan kata lain kita akan tertarik pada biaya marginal.

Biaya Modal dari Hutang Wesel.

Dalam hutang wesel bunga dibayar dimuka, dengan memotong jumlah yang akan diterima.

Interest Payment

Cod = x 100%

Nominal Wesel – Interest Payment

Cod After Tax = (Cod before tax)(1-tax).

Biaya hutang setelah pajak ( after-tax cost of debt), Kd(1-T) digunakan untuk menghitung rata-rata tertimbang biaya modal, dan merupakan tingkat suku bunga utang Kd, dikurangi pengurangan pajak yang terjadi, karma bungan adalah pengurangan pajak. Cara ini sama dengan Kd dikaliakan (1-T), dimana T adalah tariff pajak marginal perusahaan.

Komponen biaya

= tingkat suku bunga – pengurangan pajak

setelah pajak = Kd - KdT

= Kd(1-T)

Alasan kita menggunakan biaya hutang setelah pajak dalam menghitung rata-rata tertimbang adalah nilai saham dari perusahaan, yang ingin dimaksimalkanakan bergantung pada arus kas setelah pajak.

2.3 BIAYA SAHAM PREFEREN ( cost of preferen stock )

Komponen Biaya Saham Preferen ( cost of preferen stock ) yang di gunakan untyk menghitung rata-rata tertimbang biaya modal, kp adalah dividen saham Preferen, Dp dibagi dengan harga saham preferen saat ini, PP.

Biaya saham preferen adalah sebesar tingkat keuntungan yang diisyaratkan atau diharapkan oleh pemegang saham preferen.

Dp

Biaya Saham Preferen (kp) =

PP

Dimana; kp = Biaya saham Preferen

Dp = deviden saham preferen

PP = harga saham preferen bersih yang diterima perusahaan.

Biaya modal saham preferen sudah diperhitungkanatas dasar se-sudah pajak.

2.4 BIAYA LABA DITAHAN (cost of retained earning)

Suatu perusahaan dapat memperoleh modal sendiri melalui 2 cara:

1. menahan sebagian modal

2. menerbitkan saham biasa baru

biasanya laba ditahan adalah sama dengan Ks atau tingkat keuntungan yang di syaratkan investor pada saham biasa perusahaan yang bersangkutan.

Biaya modal dari laba ditahan adalah sebesar tingkat pendapatan investasi (ror) dalam saham yang diharapkan akan diterima. Ini berarti sama dengan biaya modal dari saham biasa.

Biaya modal dari laba ditahan dapat dihitung dengan menggunakan 3 model pendekatan :

1. pendekatam CAPM

Ks = Bunga bebas resiko + premi resiko

Ks =Krf + (Km – Krf ) bi

Dimana ;

Ks = tingkat keuntungan yang disyaratkan pada saham perusahaan

Krf = Bunga bebas Resiko

Km = tungkat keuntungan

Bi = beta saham perusahaan

2. pendekatan imbalan hasil obligasi plus premi resiko

Ks = imbalan hasil obligasi + premi resiko = 8% + 4% = 12%

Membeli saham biasa umumnya lebih beresiko dari pada membeli obligasi yang memberikan enghasilan yang tetap dan relative pasti.

Ks = 12% + 5% = 17 %

3. pendekatan imbalan hasil deviden plus tingkat pertumbuhan, atau arus kas Terdiskonto .

~ Dt dimana :

Po = G Po = Harga pasar saham saat ini.

t=1 (1+ks)t Dt = Dividend diterima untuk periode t

ks = Expected return bagi investor.

Besarnya ks ditentukan oleh besarnya dividend yang diharapkan akan diterima selama periode t. Saham dimiliki untuk jangka waktu tidak terbatas, dan dividend tidak mengalami pertumbuh-an, maka biaya

modalnya menjadi :

Diasumsikan bahwa ke > g, maka persamaan tersebut dapat diubah menjadi :

D1

Po = dimana; D1 = Do(1+g).

Ks – g

maka, biaya modal sendiri dapat ditulis :

D1

ke = + g

Po

Model ini juga dapat digunakan untuk dividend yang meng-alami pertumbuhan beberapa tahap.

m Do(1+g1)t Dm

  1. Po = G +

t=1 (1+ke)t (1+ke)m

m Do(1+g1)t 1 D m+1

= G + ( ) ( )

t=1 (1+ke)t (1+ke)m ke – g2

dimana :

Po = Harga pasar saham.

g1 = Tingkat pertumbuhan dividend tahap pertama.

g2 = Tingkat Pertumbuhan dividend tahap kedua.

m = Periode waktu pertumbuhan

2.5 BIAYA SAHAM BARU ( cost of new common stock),Ke

Biaya modal dari emisi saham baru lebih tinggi dari biaya modal dari laba ditahan, karena saham baru dibebani biaya emisi (flotati-on cost).

Ror yang diharapkan dari Saham Biasa

ke =

1 – Persentase Biaya Emisi.

Catatan : Persentase biaya emisi dihitung dari harga jual sebelum

dikurangi biaya emisi.

D1

Atau : ke = x 100%

P0 (1-F)

dimana :

D1 = Divident yang diharapkan.

P0 (1-F) = Harga pasar saham dikurangi biaya emisi saham.

Jika diharapkan dividend akan mengalami pertumbuhan selamanya sebesar g, maka besarnya biaya modal :

D1

ke = + g

P0 (1-F)

BIAYA MODAL SECARA KESELURUHAN.

Tingak biaya modal yang harus dihitung perusahaan adalah tingkat biaya modal secara keseluruhan. Perhitungannya menggunakan konsep Weighted Average Cost of Capital ( WACC).

Komponen Biaya Masing-Masing Jumlah Persentase

Modal Komponen Modal

Bond Payable 10% $ 100,000 20%

Preferred Stock 15 100,000 20%

Common Stock 21 300,000 60%










$ 500,000 100%

Tambahan Modal.

Tambahan modal akan dapat mengakibatkan kenaikan marginal cost of capital (MCC), sehingga WACC-nya naik, apabila tambah-an modal tersebut begitu besarnya sehingga perusahaan harus melakukan emisi saham baru. Agar supaya tambahan modal tidak menaikan WACC, maka tambahan modal harus memperhatikan besarnya laba ditahan pada periode tersebut.

Besarnya tambahan modal yang diperlukan supaya tidak mening-katkan WACC dapat dihitung dengan rumus sbb :

Laba Ditahan

Tambahan Modal =

Persentase Saham Biasa

Misalkan, diketahui :

Komponen Jumlah Modal Biaya masing- Persentase

Modal komponen dari total

Obligasi Rp 200.000.000 4,8% 20%

Saham Preferen 50.000.000 10 5

Saham Biasa 750.000.000 12 75

Total Rp 1.000.000.000 100%

Dalam operasinya perusahaan memperoleh laba ditahan sebesar Rp 150.000.000,00.

Besarnya tambahan modal maksimum yang diperlukan untuk mempertahankan WACC-nya adalah :

Rp 150.000.000

Tambahan Modal = Rp 200.000.000,00.

0,75

Jika tambahan modal lebih besar dari Rp 200 juta, maka WACC-nya akan naik, karena perusahaan harus menerbitkan saham baru. Dimana penerbitan saham baru ini akan dibebani biaya emisi atau flotation cost, sehingga wacc-nya naik.

Biaya Saham Lama

Biaya Saham Baru =

1 – Biaya Emisi

Marginal Cost of Capital (MCC).

Adalah biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan tambahan ru-piah modal baru; biaya rata-rata tertimbang dari rupiah terakhir modal baru yang diperoleh. Skedul biaya modal marginalnya sbb :

WACC (%)




WACC = MCC




15













0

1 2 3 4 Jutaan

Rupiah Modal Baru

MCC tetap, karena setiap rupiah tambahan modal baru mempunyai biaya sebesar 15%.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BIAYA

MODAL.

1. Faktor yang Tidak Dapat Dikendalikan Perusahaan.

Tingkat Suku Bunga.

Jika suku bunga dalam perkonomian meningkat, maka biaya utang juga akan meningkat karena perusahaan harus membayar pemegang obligasi dengan suku bunga yang lebih tinggi untuk memperoleh modal utang.

Tarif Pajak.

Tarif Pajak digunakan dalam perhitungan biaya utang yang digunakan dalam WACC, dan terdapat cara-cara lainnya yang kurang nyata dimana kebijakan pajak mempengaruhi biaya modal.

2. Faktor yang Dapat Dikendalikan Peusahaan.

Kebijakan Struktur Modal.

Perhitungan WACC didasarkan pada tarif bunga setiap kompo-nen modal dengan komposisi struktur modalnya. Sehingga jika struktur modalnya berubah, maka biaya modalnya akan ber-ubah.

Kebijakan Dividend.

Penurunan ratio pembayaran dividend mungkin dapat menye-babkan biaya modal sendiri meningkat, sehingga MACC-nya naik.

Kebijakan Investasi.

Akibat dari kebijakan investasi akan membawa dampak yang berrisiko. Besar kecilnya risiko inilah yang akan mempengaruhi biaya modal.

BAB 3

PENUTUP

Kesimpulan

Biaya modal menghubungankan keputusan investasi jangka panjang dan kekayaan pemilik perusahan. digunakan untuk memutuskan apakah investasi yang diajukan akan menaikkan atau menurunkan harga saham perusahaan. return yang harus diterima dari investas suatu proyek agar dapat menjaga nilai pasar saham. biaya yang harus dikeluarkan untuk mendapat modal.

DAFTAR PUSTAKA

F. Brigham .eugene, joel F. Houston.2009.fundamentals of financial management dasar-dasar manajemen keuangan.ed.10. Jakarta. Salemba 4.

MAKALAH MANAJEMEN KEUANGAN

BAB 9

BIAYA MODAL

OLEH:

MEGA UTARI

2008 050 033

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI

MULIA DARMA PRATAMA

2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar